Tangerang, KompasOtomotif – PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) berupaya terus mendorong industri karoseri di Tanah Air agar meningkatkan kualitas serta standar tinggi. Sinergi dilakukan, menyamakan visi dari sisi engineering agar pemasangan bodi pada sasis tak terkendala di kemudian hari. Caranya, sejak Juni 2014, IAMI melaksanakan program khusus di bidang teknik terhadap sejumlah karoseri yang terseleksi untuk meningkatkan kualitas bersama. Penghargaan dan sertifikasi pun diciptakan untuk karoseri yang mampu memenuhi kriteria tertentu. Takuji Kani, Direktur Pemasaran IAMI, Jumat (18/8/2017), di Gaikindo Indonesia International Auto Show ( GIIAS), mengatakan bahwa program ini diharapkan agar karoseri mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas produksi, semua demi memberi kenyamanan untuk konsumen. ”IAMI memproduksi kendaraan yang dapat digunakan sebagai kendaraan penumpang atau barang. Karenanya, karoseri merupakan rekan kerja yang sangat penting bagi kami, sehingga kami harus senantiasa meningtkan kan kerjasama,” ujar Kani. Status karoseri adalah perusahaan yang mengambil alih tahap akhir pembuatan kendaraan dengan memasangkan bodi pada kabin chassis. Sejak adanya program khusus sertifikasi buat karoseri, Isuzu pun makin selektif merekomendasikan konsumen untuk membuat bodi pada karoseri yang sudah tersertifikasi.
Isuzu membentuk tim ahli untuk mendukung kebutuhan teknik, baik di bidang mekanik atau elektrikal. Tim ini didukung langsung dari Isuzu Jepang. Agar bisa mendapat sertifikasi dari IAMI, karoseri harus melewati berbagai tahapan khusus, hingga akhirnya muncul 13 perusahaan karoseri rekomendasi. Mereka adalah PT Adicitra Bhirawa, PT Catur Karya Bersama, PT Delima Jaya, PT Delima Mandiri, PT Farrasindo Perkasa, PT Garis Harmoni, PT Gunung Mas Bersinar, PT Putra Agung Setia, PT Simaja Grage Cemerlang, CV Tri Sakti, PT Tunas Bahana Sparta, PT Wira Gulfindo Sarana, dan PT Yong Kharisma Utama Jaya. Aftersales Attias Asril, Marketing Div. Head IAMI, mengatakan bahwa langkah ini sebenarnya erat kaitannya dengan aftersales. Banyak bus atau truk dari karoseri yang pada tahap pembangunan bodi kerap bikin susah perawatan. ”Misalnya, konstruksi kabel-kabel. Mereka kan lay out ulang (kabel). Ini bagaimana caranya agar kabel tidak bermasalah. Lalu, ada kasus bus overheat, ternyata tutup radiator tak bisa dibuka karena kesalahan konstruksi,” ujar Attias.
Sumber:
www.otomotif.kompas.com